Senin, 23/08/2010 19:56:11 WIB
Teknologi terlalu fokus pada ekonomi
TANGERANG: Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyatakan bahwa teknologi di Indonesia masih terfokus lebih kepada bidang ekonomi sehingga harus lebih mengoptimalkan kepada bidang lainnya, seperti sosial, politik, dan budaya.
"Melihat kondisi ini, harus ada penekanan yang lebih besar pada teknologi ICT dan itu harus dimulai secepat mungkin," katanya dalam kuliah perdana di Universitas Multimedia Nusantara di kampunya, kawasang Serpong, Tangerang, Banten kemarin.
Tema kuliah perdana itu adalah Peluang Industri Kreatif di Era Mobile Life Style. Pembicaranya a.l. Johan Kremer, Head of Alliance SEA Research in Motion (RIM) produsen Blackberry, Prof John Soares dari California State Polytechniqe USA, serta Andy Zain (Founder Mobile Monday Indonesia), Eddy Taslim (Wakil Direktur Bisnis Kompas).
Menkominfo mengatakan bahwa kini adalah zaman konvergensi yang merupakan integrasi antara teknologi broadcasting, telekomunikasi dan Internet. Konsekuensinya, pemanfaatan teknologi berbasis Internet menjadi sangat tak terelakkan dalam melakukan komunikasi.
Dalam kaitan ini, katanya, pemerintah memiliki kebijakan untuk menjadikan teknologi yang netral, tidak berpihak dan tidak terjebak dalam satu teknologi saja.
Pada saat ini Internet telah memasuki ke berbagai pelosok daerah, ke desa dan kampung-kampung. Tujunnya sederhana, agar semua orang di Indonesia melek teknologi.
Secara spesifik, Menkominfo yang senang berpantun ala Melayu ini menyebutkan bahwa ada beberapa langkah yang telah, sedang dan akan terus dilakukan pemerintah dalam kaitan peningkatan daya saing ICT Indonesia terhadap para pemain ICT global seperti China dan India.
Langkah-langkah itu a.l. membangun infrastruktur Internet di pedalaman Indonesia, melakukan penurunan tarif telepon, dan tarif Internet. Selanjutnya adalah dengan mengembangkan e-commerce dan e-government secara lebih baik dan intensif.
Kini, tambahnya, pemerintah memandang sangat perlu membuat dan kemudian secara kontinu menyempurnakan cyber law sebagai payung hukum buat seluruh aktifitas ICT di Indonesia.
Dalam memaparkan topik Kebijakan Pemerintah dalam Mendorong Perkembangan Industri Mobile Lokal, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera itu menyebutkan bahwa perangkat mobile phone sebagian besar adalah produk impor.
Industri mobile adalah industri yang sangat dinamis dan Indonesia masuk dalam negara papan atas pengguna mobile phone dan Internet. Dalam kompetisi selalu memunculkan pemain baru yang inovatif, yang akhirnya mampu menembus dominasi pemain lama.
Dalam situasi seperti ini, Indonesia sebenarnya memiliki peluang yang sangat besar untuk ikut sukses dalam persaingan industri mobile, khususnya yang memerlukan entry barriers rendah seperti konten.
Untuk itu, katanya, diperlukan suatu iklim usaha yang kondusif untuk memacu pertumbuhan industri lokal, terutama yang bisa dilakukan oleh para technopreneur muda.
Dalam kiatan ini Menkominfo menjelaskan bahwa dia telah berkunjung ke markas besar Sony- Ericcson di Stockholm, Swedia, beberapa waktu yang lalu dan meminta secara langsung kepada jajaran top manajemen perusahaan tersebut agar memindahkan pusat produksi mobile phone nya dari Singapura ke Indonesia.
Dia juga menyerukan agar konten lokal dalam produk mobile phone produsen ponsel terbesar kedua di dunia tersebut lebih diperbesar sehingga dapat berefek domino pada perbaikan nasib para pekerjanya serta seluruh pemangku kepentingan di bidang industri kreatif mobile media di Indonesia.
Kuliah perdana ini merupakan yang ketiga kalinya dan merupakan agenda reguler tahunan yang diadakan setiap awal tahun akademik sejak UMN berdiri tahun 2007.
M. Raudy Gathmyr, ketua panitia kuliah perdana itu, mengatakan bahwa tema peluang industri kreatif diangkat karena dalam era mobile life style, 67% penduduk dunia selalu mobile.
Kepemilikian mobile phone misalnya, 3 kali lebih besar daripada TV dan 4 kali lebih besar daripada komputer. Di Indonesia, jumlah pengguna mobile phone lebih besar lagi, katanya dalam siaran persnya hari ini.
Menurut data dari International Telecomunication Union (ITU) yang dikeluarkan akhir tahun 2009, Indonesia berada pada peringkat ke-6 di dunia, setelah China, India, AS, Russia dan Brazil, dalam jumlah pengguna mobile phone terbanyak yaitu 140.578.200 pengguna.
Angka tersebut diprediksikan akan meroket menjadi 210 juta pengguna di akhir 2010. 80% di antara ponsel yang terjual memiliki fitur akses internet, bahkan 10 juta di antaranya sudah berteknologi 3G.
Indonesia akhirnya menggusur Rusia dari posisi pertama akses web lewat browser Opera Mini di ponsel. Pertumbuhannya mencapai 317 persen sejak 2009. Indonesia kini disebut mencapai posisi pertama mengalahkan Rusia yang bertengger di nomor 1 sejak dua tahun belakangan.
Sepuluh negara teratas pengguna Opera untuk Mei 2010 adalah: Indonesia, Rusia,India, China, Nigeria, Ukraina, Afrika Selatan, AS, Vietnam dan Inggris. (ln)
"Melihat kondisi ini, harus ada penekanan yang lebih besar pada teknologi ICT dan itu harus dimulai secepat mungkin," katanya dalam kuliah perdana di Universitas Multimedia Nusantara di kampunya, kawasang Serpong, Tangerang, Banten kemarin.
Tema kuliah perdana itu adalah Peluang Industri Kreatif di Era Mobile Life Style. Pembicaranya a.l. Johan Kremer, Head of Alliance SEA Research in Motion (RIM) produsen Blackberry, Prof John Soares dari California State Polytechniqe USA, serta Andy Zain (Founder Mobile Monday Indonesia), Eddy Taslim (Wakil Direktur Bisnis Kompas).
Menkominfo mengatakan bahwa kini adalah zaman konvergensi yang merupakan integrasi antara teknologi broadcasting, telekomunikasi dan Internet. Konsekuensinya, pemanfaatan teknologi berbasis Internet menjadi sangat tak terelakkan dalam melakukan komunikasi.
Dalam kaitan ini, katanya, pemerintah memiliki kebijakan untuk menjadikan teknologi yang netral, tidak berpihak dan tidak terjebak dalam satu teknologi saja.
Pada saat ini Internet telah memasuki ke berbagai pelosok daerah, ke desa dan kampung-kampung. Tujunnya sederhana, agar semua orang di Indonesia melek teknologi.
Secara spesifik, Menkominfo yang senang berpantun ala Melayu ini menyebutkan bahwa ada beberapa langkah yang telah, sedang dan akan terus dilakukan pemerintah dalam kaitan peningkatan daya saing ICT Indonesia terhadap para pemain ICT global seperti China dan India.
Langkah-langkah itu a.l. membangun infrastruktur Internet di pedalaman Indonesia, melakukan penurunan tarif telepon, dan tarif Internet. Selanjutnya adalah dengan mengembangkan e-commerce dan e-government secara lebih baik dan intensif.
Kini, tambahnya, pemerintah memandang sangat perlu membuat dan kemudian secara kontinu menyempurnakan cyber law sebagai payung hukum buat seluruh aktifitas ICT di Indonesia.
Dalam memaparkan topik Kebijakan Pemerintah dalam Mendorong Perkembangan Industri Mobile Lokal, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera itu menyebutkan bahwa perangkat mobile phone sebagian besar adalah produk impor.
Industri mobile adalah industri yang sangat dinamis dan Indonesia masuk dalam negara papan atas pengguna mobile phone dan Internet. Dalam kompetisi selalu memunculkan pemain baru yang inovatif, yang akhirnya mampu menembus dominasi pemain lama.
Dalam situasi seperti ini, Indonesia sebenarnya memiliki peluang yang sangat besar untuk ikut sukses dalam persaingan industri mobile, khususnya yang memerlukan entry barriers rendah seperti konten.
Untuk itu, katanya, diperlukan suatu iklim usaha yang kondusif untuk memacu pertumbuhan industri lokal, terutama yang bisa dilakukan oleh para technopreneur muda.
Dalam kiatan ini Menkominfo menjelaskan bahwa dia telah berkunjung ke markas besar Sony- Ericcson di Stockholm, Swedia, beberapa waktu yang lalu dan meminta secara langsung kepada jajaran top manajemen perusahaan tersebut agar memindahkan pusat produksi mobile phone nya dari Singapura ke Indonesia.
Dia juga menyerukan agar konten lokal dalam produk mobile phone produsen ponsel terbesar kedua di dunia tersebut lebih diperbesar sehingga dapat berefek domino pada perbaikan nasib para pekerjanya serta seluruh pemangku kepentingan di bidang industri kreatif mobile media di Indonesia.
Kuliah perdana ini merupakan yang ketiga kalinya dan merupakan agenda reguler tahunan yang diadakan setiap awal tahun akademik sejak UMN berdiri tahun 2007.
M. Raudy Gathmyr, ketua panitia kuliah perdana itu, mengatakan bahwa tema peluang industri kreatif diangkat karena dalam era mobile life style, 67% penduduk dunia selalu mobile.
Kepemilikian mobile phone misalnya, 3 kali lebih besar daripada TV dan 4 kali lebih besar daripada komputer. Di Indonesia, jumlah pengguna mobile phone lebih besar lagi, katanya dalam siaran persnya hari ini.
Menurut data dari International Telecomunication Union (ITU) yang dikeluarkan akhir tahun 2009, Indonesia berada pada peringkat ke-6 di dunia, setelah China, India, AS, Russia dan Brazil, dalam jumlah pengguna mobile phone terbanyak yaitu 140.578.200 pengguna.
Angka tersebut diprediksikan akan meroket menjadi 210 juta pengguna di akhir 2010. 80% di antara ponsel yang terjual memiliki fitur akses internet, bahkan 10 juta di antaranya sudah berteknologi 3G.
Indonesia akhirnya menggusur Rusia dari posisi pertama akses web lewat browser Opera Mini di ponsel. Pertumbuhannya mencapai 317 persen sejak 2009. Indonesia kini disebut mencapai posisi pertama mengalahkan Rusia yang bertengger di nomor 1 sejak dua tahun belakangan.
Sepuluh negara teratas pengguna Opera untuk Mei 2010 adalah: Indonesia, Rusia,India, China, Nigeria, Ukraina, Afrika Selatan, AS, Vietnam dan Inggris. (ln)
No comments:
Post a Comment